Latest News

Tujuan Dan Manfaat Mempelajari Ekonomipertanian Serta Ciri


MATERI 3 (TUJUAN DAN MANFAAT MEMPELAJARI EKONOMI PERTANIAN SERTA CIRI-CIRI PERTANIAN DI INDONESIA)
A.    Tujuan dan Manfaat Mempelajari ekonomi pertanian
Pertanian memgang peranan penting dalam pembangunan ekonomi, pemanfaatan suberdaya yang efesien pada tahap2 awal proses pembangunan membuat surplus melalui tersedianya tenaga kerja dan gugusan kapital yang selanjutnya sanggup digunakan untuk membangun sektor industri
Pertanian merupakan sebuah proses produksi dimana input alamiah berupa lahan dan unsur hara yang terkandung didalamnya , sinar matahari dan faktor klimatologi (suhu,kelembaban udara, curah hujan, dan topografi) berinteraksi melalui proses tumbuh kembang tumbuhan dan ternak untuk menghasilkan output primer yaitu materi pangan dan serat alam.
B.     Ciri Ciri Pertanian Di Indonesia
1. Pertanian tropika
Sebagian besar tempat di Indonesia berada di dekat katulistiwa yang berarti merupakan tempat tropika dengan demikian jenis tanaman, hewan, perikanan, dan hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis (pertanian tropika). Di samping itu ada imbas lain yang memilih corak pertanian kita yaitu bentuk negara berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung.
Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan Hindia dan Pasifik, memperlihatkan imbas pada suhu udara, arah angin yang berakibat adanya perbedaan iklim di Indonesia, sehingga menjadikan ciri pertanian Indonesia merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain.
2. Pertanian dataran tinggi dan rendah
Indonesia merupakan tempat volkano (memiliki banyak gunung), sehingga memungkinkan mempunyai tempat yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami tumbuhan beriklim subtropis.
3. Pertanian iklim lembap (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia timur).
Indonesia kepingan barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi) mempunyai iklim lembap : banyak hujan, sedangkan kepingan Indonesia lain terutama Indonesia kepingan timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering.

4. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
          Karena iklimnya lembap dan berada di tempat tropika maka banyak hujan terbentuk hutan tropika, sedangkan di tempat kering tumbuh padang rumput.
5. Perikanan darat dan laut.
Indonesia yaitu negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga wilayahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut.
6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.
Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda,
Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat
luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang
mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya merupakan tumbuhan materi pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas
7. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah
Daratan Indonesia terbagi menjadi :
  tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa,
  lahan kering yaitu lahan yang tidak menerima air irigasi, dan
  pertanian lembap yaitu lahan yang beririgasi.
8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang surut.
• Penggolongan ini yaitu penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah yang beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll.
• Berdasarkan akomodasi teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis, dan sederhana.
• Lahan/sawah tadah hujan bergotong-royong juga mempunyai saluran irigasi tetapi sumber airnya berasal dari air hujan.
  Sawah lebak menerima air terus menerus sepanjang masa.
• Sawah pasang surut menerima air dari air sungai yang pasang lantaran air bahari yang sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi.
MATERI 4 (KLASIFIKASI PERTANIAN DAN MASALAH PERTANIAN)
A.    Klasifikasi Pertanian:
Belum ada penjabaran pertanian yang baku hingga dikala ini. Pertanian sering digolong- golongkan  menurut  keperluan  tertentu,  sering  tumpah  tindih,  sering  berbeda  di  lain daerah. Tanaman kentang di Indonesia masuk dalam Horti-kultura, di Eropah masuk dalam bukan Hortikultura tetapi tumbuhan makanan. Namun demikian sanggup dihimpun penjabaran pertanian   sebanyak 11 macam penggolongan pertanian. Penggolongan itu yaitu sebagai berikut:
1.      Pertanian dalam arti sempit dan luas.
Pertanian dalam arti sempit yaitu bercocok tanam, jadi hanya kegiatan perjuangan tanaman. Dalam arti luas pertanian mencakup bercocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan.
2.      Pertanian rakyat dan perkebunan.
Perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama terletak dalam luas areal dan manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan manajemen sederhana.
3.      Pertanian kuliner dan perdagangan.
Penggolongan ini cukup lemah, sebagai pola tumbuhan padi yaitu materi untuk makanan, tetapi juga sanggup diperdagangkan. Dalam kehidupan simpel yang dimaksud dengan tumbuhan perdagangan secara umum komoditinya bukan untuk sebagai materi makanan.
4.      Pertanian hortikultur dan non-hortikultur.
Hortikultur terdiri dari buahbuahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Hasil hortikultur pada umumnya mempunyai sifat gampang busuk/rusak (perishable) dan bermuatan besar (bulky = volumeneous).
5.      Pertanian tumbuhan semusim dan tumbuhan keras.
Tanaman semu-sim sering disebut tumbuhan muda atau tumbuhan tahunan atau annual crop. Contoh annual crop yaitu padi, jagung, pisang, cabe, kentang, kacangan, dan sebagainya.
Tanaman Keras atau perenial crop yaitu tumbuhan yang berumur panjang dan sanggup berbuah atau panen berkali-kali. Contohnya: karet, kelapa sawit, coklat, duren, mangga, asam gelugur, duku dan sebagainya.
6.      Pertanian subsisten dan perusahaan.
Pertanian subsisten yaitu perta-nian yang seluruh kesudahannya digunakan atau dikonsumsi sendiri oleh pro-dusennya. Contoh: padi, jagung, ternak ayam yang dipelihara bertujuan untuk konsumsi sendiri, tidak ada maksud untuk dijual ke pasar.
7.      Pertanian generatif dan ekstraktif.
Pertanian generatif yaitu pertani-an yang telah dilakukan di dalamnya pemeliharaan/perlakuan pada proses produksinya. Petani terlibat dalam pemupukan, dalam pembrantasan hama/penyakit, dalam pemilihan benih/bibit. Pertanian ekstraktif (sammel- wirtshaft) yaitu perjuangan pertanian yang hanya mengumpulkan hasil, misal-nya pengambilan rotan di hutan, penebangan kayu hutan, pengambilan gubal gaharu di hutan, penangkapan ikan di laut.
8.      Pertanian Lahan sawah dan lahan kering.
lahan sawah yaitu lahan yang pada saat-saat tertentu digenangi air untuk ditanami, kalau terus-menerus tergenang air disebut kolam atau tambak.
Lahan kering yaitu lahan yang senantiasa diusahakan kering, lahan kering sering disebut lahan darat, tegalan, huma atau ladang. Usaha-usaha perkebunan pada umumnya terdapat di lahan kering.
9.      Pertanian modern dan tradisionil.
pertanian modern dan tradiosionil berkonotasi ter-hadap tingkat penggunaan teknologi. Pertanian modern menggunakan teknologi lebih tinggi daripada pertanian tradisionil. Pertanian modern banyak menggunakan mesin-mesin, sedikit menggunakan tenaga manual.
10.  Pertanian spesialisasi dan diversifikasi.
Pertanian spesialisasi disebut juga pertanaman sejenis atau monokulture pada perjuangan tanaman. Spesialisai berarti mengusahakan khusus satu jenis tanaman, atau satu jenis ternak atau satu jenis ikan. Pertanian diversifikasi disebut juga pertanian campur-an. Diversifikasi dalam arti sempit mengusahakan aneka macam jenis tumbuhan atau aneka macam jenis ternak atau ikan.
11.  Pertanian ekstensif dan intensif
Pertanian spesialisasi disebut juga pertanaman sejenis atau monokulture pada perjuangan tanaman. Spesialisai berarti mengusahakan khusus satu jenis tanaman, atau satu jenis ternak atau satu jenis ikan. Pertanian diversifikasi disebut juga pertanian campur-an. Diversifikasi dalam arti sempit mengusahakan aneka macam jenis tumbuhan atau aneka macam jenis ternak atau ikan.

B.     Masalah- duduk kasus yang dihadapi Indonesia dalam sektor pertanian dan pangan:
    Indonesia yaitu sebuah negara agraris yang terbesar di dunia, namun Indonesia juga merupakan negara pengimpor pangan no. 2 di dunia, hal ini tentunya sangat tidak sesuai untuk sebuah negara agraris yang seharusnya bisa untuk mencukupi kebutuhan pangannya sendiri. Indonesia secara terang-terangan menggantungkan hidup masyarakatnya dari impor komoditas pertanian. Masalah pertanian dan pangan yang dihadapi Indonesia, yang selanjutnya berdampak pada supply pangan dalam negeri dan kesejahteraan petani lokal antara lain :

1.      Harga dan kualitas produk pertanian Indonesia kalah bersaing dengan produk luar negeri.
2.      Pemerintah kurang memperhatikan kesejahteraan petani, sehingga banyak petani yang beralih profesi dan meninggalkan pekerjaannya sebagai petani.
3.      Masih banyak lahan-lahan yang berpotensi untuk pertanian yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Disisi lain, daerah-daerah yang padat penduduk justru mengalami kekurangan lahan untuk pertanian
MATERI 5 (MASALAH EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA)
A.    Gastation Period
Gastation Period itu menjelaskan kalau waktu yang dibutuhkan dari proses memasukkan (input) dan memperoleh hasil (output) membutuhkan waktu yang cukup panjang. Contoh : hari ini ia menanam, untuk mendapatkan kesudahannya mungkin butuh 3 - 4 bulan lagi. Padahal petani juga membutuhkan uang di dikala masa penanaman hingga panen.
Karena duduk kasus ini timbulah sebuah istilah yang disebut ijon, dimana ketika petani mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekonominya ia menjual tanamannya yang masih muda dengan harga yang murah.
B.     Tekanan Penduduk Pertanian
Merupakan sebuah duduk kasus klasik dimana jumlah penduduk Indonesia sangat besar bahkan terbesar ke 4 di dunia, selain itu tingkat fertilitas tinggi dan tingkat mortalitas rendah. Akibatnya? Sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk di Indonesia.
Selain itu Depedency Rate di Indonesia juga tinggi, DR itu yaitu jumlah penduduk tidak bekerja yang ditanggung oleh orang yang bekerja. Ini merupakan hal yang merugikan lantaran penduduk yang berpenghasilan bergotong-royong bisa melaksanakan investasi atau membuka perjuangan namun mereka diharuskan untuk menanggung penduduk yang tidak bekerja.
C.     Pembiayaan Pertanian
Untuk mendapatkan hasil produksi nasional yang cukup besar dibutuhkan dana yang cukup besar pula, namun tidak semua petani mempunyai dana tersebut, maka untuk menuntaskan duduk kasus ini. Munculah sistem perkreditan untuk petani, dimana untuk duduk kasus bibit, pupuk, dan modal pertanian lainnya akan dipinjami oleh bank. Sampai petani itu panen barulah petani tersebut membayar modal tersebut.

D.    Pertanian Subsisten
Pertanian subsisten merupakan sebuah duduk kasus yang cukup penting, kenapa? Karena pertanian subsisten ini yaitu pertanian yang tujuan utamanya untuk pemenuhan pangan keluarga. Mereka tidak mementingkan keuntungan. Kenapa ini berbahaya? Karena hasil panen hanya untuk diri sendiri kemudian mereka akan menjual hasil pertanian mereka kalau ada sisa dari hasil panen tersebut. Berbeda dengan Pertanian komersiil yang menjual semua hasil panen mereka sehingga kebutuhan pasar bisa tercukupi.
MATERI 6 (FAKTOR –FAKTOR PENDUKUNG EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA)
A.    Faktor Kelembagaan dalam Ekonomi Pertanian
    Dalam kehidupan komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan kepingan pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social interplay dalam suatu komunitas. Peran kelembagaan dalam membangun dan menyebarkan sektor pertanian di Indonesia terutama terlihat dalam kegiatan pertanian tumbuhan pangan. tugas forum pembangunan pertanian sangat menonjol dalam aktivitas dan proyek intensifikasi dan peningkatan produksi pangan.
    Pendapatan merupakan salah satu indikator sosial ekonomi seseorang yang sangat dipengaruhi oleh sumber daya dan kemampuan dalam diri individu. Pendapatan usahatani sering ada hubungannya dengan faktor divusi penemuan pertanian. Petani dengan pendapatan tinggi akan lebih cepat dalam mengadopsi penemuan (Soekartawi, 1988).
Lion Berger dalam Mardikanto (1993) penguasaan lahan yaitu luas lahan yang diusahakan. Luas sempitnya lahan kuat pada sistem pertanian yang dilakukan. petani dengan kepemilikan lahan yang rata-rata luas akan lebih gampang mendapatkan perubahan dalam sistem usahatani. Biasanya semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin cepat dalam mengadopsi lantaran mempunyai kemampuan ekonomi lebih baik.
          Petani sebagai pelaksana usahatani (baik sebagai juru tani maupun sebagai pengelola) yaitu insan yang disetiap pengambilan keputusan untuk usahatani tidak selalu sanggup dengan bebas dilakukan lantaran adanya batasan-batasan yang ada pada petani baik itu lingkungan sosial maupun ekonominya (Mardikanto, 1998).

          Faktor sosial ekonomi petani antara lain : kosmopolitas/lokalitas. Kosmopolitas yaitu korelasi petani dengan sumber-sumber diluar sistem, contohnya kalau seorang anggota sistem mangadakan perjalanan/pergi keluar tempat untuk menjumpai sumber gosip (Abdillah, 1986).
          Menurut Astrid. S (1978) untuk sanggup mengerti sesuatu maka orang harus mempunyai pengalaman ataupun tingkat pendidikan tertentu. Mudjijo (1987) beropini bahwa pendidikan yaitu suatu kegiatan untuk merubah kelakuan (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) insan yang dididik sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pendidik.
MATERI 7 (FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN)
A.    Lembaga dan Peranannya
    Lembaga: organisasi atau kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur sikap dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari- hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan
tiga syarat pokok yang harus ada yang dikatagorikan sebagai aspek kelembagaan dalam Struktur Pedesaan Maju:
    Pasar
    Pelayanan Penyuluhan
    Perkreditan
Aspek Kelembagaan yang mempunyai peranan penting dalam pertanian dan pembangunan:
B.     Administrasi Pemerintah
          Administrasi yang baik menjamin lancarnya korelasi antara pemerintah beserta aktivitas nasionalnya, dengan abdnegara pelaksana pada aneka macam tingkat, dengan pertani produsen, pedagang dan lain-lain yang mempunyai korelasi dengan kegiatan ekonomi
Persoalan manajemen pembangunan pertanian pada pokoknya menyangkut empat hal, yaitu:
1. Koordinasi
2. Pola hubungan
3. Masalah mendorong partisipasi petani
4. Masalah kelembagaan
  Tugas manajemen pemerintah:
1. Fungsi Rutin: melaksanakan kebijakan yg sudah ada
2. Fungsi pembangunan: memperlihatkan pengarahan dan dorongan sehingga daya kreasi masyarakat sanggup berkembang secara optimal tanpa penguasaan secara eksklusif
C.     Penyuluhan Pertanian dan Pendidikan Pembangunan
    Penyuluhan pertanian yaitu pemberdayaan petani dengan sistem pendidikan non formal di bidang pertanian semoga mempunyai kompetensi di bidang ilmu dan teknologi, wirausaha, manajerial, bekerja dalam tim, berorganisasi, bermitra usaha, dan mempunyai integritas moral yang tinggi sebagai pengusaha pertanian yang mencakup perjuangan tumbuhan pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
  Tujuannya untuk perubahan sikap petani
Penyuluhan pertanian dalam abad otonomi tempat dilaksanakan di:
1. Penyuluhan pertanian di Pusat bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap :
- pentingnya melaksanakan pembangunan pertanian untuk menghilangkan kemiskinan, menyediakan lapangan kerja dan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,
- memperlihatkan gambaran bahwa perjuangan pertanian yaitu perjuangan yang menarik, menjanjikan dan mempunyai masa depan yang cerah.
2. Penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota bertujuan untuk menumbuhkan perjuangan pertanian berskala rumah tangga hingga berskala menengah dengan basis komoditas unggulan di desa tersebut (one village one product) yang mencakup perjuangan agroindustri (hulu dan hilir), perjuangan pemasaran hasil pertanian, perjuangan penyedia jasa pertanian, dan produksi (pertanian primer).
Keberhasilan penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota sanggup diukur dari :
– banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang berhasil menumbuhkan perjuangan pertanian skala rumah tangga hingga menengah yang berbasis komoditas unggulan di desa yang bersangkutan, yang selanjutnya perjuangan tersebut dibutuhkan sanggup tumbuh dan berkembang semoga sanggup mencapai skala ekonomis, sehingga akan meningkatk– memudahkan mengakses kredit untuk modal usahanya,
– memudahkan bermitra usaha,
– memudahkan mendapatkan jaminan pemasaran,
– memudahkan training mutunya,
– serta memudahkan pengelolaannya
– Ada perkembangan harapan pada kedua fihak untuk mempertahankan korelasi efisiensi dan daya saing,
Pendidikan dan Pembangunan
menyangkut pendidikan teknis pemanis dan ketrampilan bagi petani dan masyarakat luas
D.    Kegiatan Gotong Royong dan Pembangunan Pertanian
Gotong royong: kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama
Syarat dan alasan kegiatan bersama-sama sanggup dilaksanakan:
1. Macam pekerjaan atau proyek yang bersangkutan harus menyangkut seluruh atau sebagian besar warga masyarakat
2. Proyek yang bersangkutan yaitu merupakan proyek desa setempat dan tidak didanai oleh pemerintah sentra atau propinsi
3. Proyek yang bersangkutan biasanya sangat urgen untuk sanggup diselesaikan dengan cepat
Pemerintah sanggup meningkatkan kegiatan bersama-sama dengan empat cara:
1. Membantu dalam bidang organisasi
2. Menyediakan materi dan alat-alat khusus
3. Bantuan teknis dan manajemen
4. Bantuan Keuangan
Lembaga Lainnya
– Kelompoktani nelayan: kumpulan petani nelayan yang terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan budaya), keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok.
– Kelima Tolok ukur Kemampuan Kelompok tani:
a. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani (termasuk pasca panen dan analisa usahatani) para anggotanya dengan penerapan rekomendasi yang sempurna dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal.
b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain.
c. Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara        rasional.
d. Kemampuan meningkatan korelasi yangmelembaga antara kelompoktani     dengan KUD.
e. Kemampuan menerapkan teknologi    dan pemanfaatan gosip serta  kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas usahatani  nelayan para anggota kelompok.
MATERI 9 (TEORI DAN FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN)
TEORI PRODUKSI
1.         Produksi dengan Satu Variabel Input
Dalam suatu proses produksi digunakan aneka macam jenis input yang sanggup dibedakan atas input variabel dan input tetap. Input variabel yaitu input yang tingkat penggunaannya kuat secara eksklusif terhadap produksi. Sedangkan, input tetap yaitu input yang penggunaannya tidak eksklusif kuat terhadap produksi dalam jangka pendek.
Konsep dari fungsi produksi didefinisikan sebagai skedul atau persamaan matematika yang memperlihatkan kuantitas maksimum output yang sanggup dihasilkan dari serangkaian input. Dalam pengertiannya yang paling umum.
Produk Fisik rata-rata (APP) yaitu total produk fisik dibagi dengan kuantitas input variabel yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Produk Fisik Marjinal (MPP) yaitu perubahan total produksi (nilai absolut) jawaban penambahan atau pengurangan input variabel sebanyak satu unit.
Definisi formal dari aturan hasil/produk fisik yang terus berkurang yaitu bila semua input, kecuali satu konstan maka penambahan jumlah unit input secara sedikit demi sedikit hingga batas tertentu akan menurunkan tingkat (persentase) kenaikan/pertambahan produk; atau dalam kalimat lain, mulai batas tertentu, produk fisik marjinal yang disebabkan input variabel tadi akan berkurang.
Elastisitas produksi yaitu konsep untuk mengukur tingkat perubahan dari output jawaban dari penggunaan input.
Salah satu perkiraan dasar dalam teori ekonomi produksi yaitu setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan. Upaya maksimisasi laba tersebut dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka panjang, upaya tersebut dilakukan contohnya dengan menerapkan teknologi gres yang bisa menekan biaya produksi sehingga laba per unit produksi meningkat. Sedangkan, dalam jangka pendek, upaya maksimisasi laba dilakukan dengan mengatur pengalokasian banyaknya penggunaan setiap jenis input variabel yang digunakan dalam proses produksi.
Analisis skala perjuangan merupakan suatu analisis produksi guna melihat kemungkinan ekspansi perjuangan dalam suatu proses produksi. Kondisi skala perjuangan pada kegiatan perjuangan tani akan berbeda berdasarkan jenis komoditi yang diusahakan. Perbedaan tersebut sanggup terjadi lantaran adanya perbedaan korelasi antara input dan output pada setiap komoditi yang diusahakan.
Dalam suatu proses produksi, ekspansi skala perjuangan pada hakikatnya merupakan suatu upaya maksimisasi laba dalam jangka panjang. Dengan ekspansi skala usaha, rata-rata komponen biaya input tetap per unit output menurun sehingga laba produsen meningkat. Namun, tidak selamanya ekspansi skala perjuangan akan menurunkan biaya produksi. Sampai suatu batas tertentu, ekspansi skala perjuangan justru sanggup meningkatkan biaya produksi.
2.         Produksi dengan Dua Variabel Input
Kombinasi penggunaan input variabel untuk memproduksi atau menghasilkan suatu output (produk) disebut sebagai isokuan. Semakin tinggi isokuan memperlihatkan tingginya kuantitas output yang dihasilkan, sebaliknya isokuan yang rendah memperlihatkan tingkat output yang rendah pula.
Daya substitusi marginal (marginal rate of technical substitution) dari penggunaan tenaga kerja (L) terhadap modal (K) memperlihatkan jumlah dari pemakaian modal dalam satu unit yang memperlihatkan kenaikan penggunaan tenaga kerja pada satu isokuan yang sama. Daya substitusi tersebut dinotasikan sebagai : MRTSLK yaitu sama dengan MPL/MPK. Suatu isokuan pergerakannya menurun, sehingga MRTSLK yaitu menurun.
Isokuan mempunyai karakterisasi yang sama dengan kurva indiferen. Kalau kurva indiferen memperlihatkan kombinasi dari barang-barang konsumsi yang memperlihatkan tingkat kepuasan yang sama, maka isokuan memperlihatkan kombinasi dari faktor produksi yang memperlihatkan produk yang sama.
Setelah membicarakan kombinasi input dari tingkat hasil output, maka bagaimana merumuskan kombinasi input paling optimal (artinya dengan biaya paling murah). Optimalisasi input harus terkait dengan perhitungan data biaya. Dengan melibatkan data harga dan pendapatan, kemudian ditarik sebuah garis anggaran (budget line), yang di sini disebut sebagai kurva isokos (isocost curve).
Seorang produsen akan tetap mempertahankan keseimbangan ketika ia memaksimumkan produknya pada total biaya yang konstan. Dengan kata lain, produsen berada dalam keseimbangannya ketika isokuan tertinggi tercapai pada isokos yang konstan.
Faktor Produksi
Ada empat faktor produksi pertania yaitu: 1. Alam,  2. Tenaga kerja, 3. Modal, 4. Pengelolaan (manajemen). Faktor produksi alam dan tenaga kerja sering disebut sebagai faktor produksi primer, faktor produksi modal dan pengolaan disebut faktor produksi sekunder. Ada literature menambahkan faktor produksi Teknologi sebagai faktor ke lima. Namun disini dinyatakan bahwa faktor teknologi itu bukan terpisah, ia hadir atau meresap masuk ke masing-masing faktor produksi di atas. Ada teknologi yang berkenaan dengan alam, ada teknologi tersendiri dalam tenaga kerja, dalam modal dan dalam manajemen. Dengan demikian faktor-faktor produksi tetap empat.


0 Response to "Tujuan Dan Manfaat Mempelajari Ekonomipertanian Serta Ciri"